carguyshub – Polisi masih menyelidiki kasus kematian RTA (14), seorang terapis muda yang ditemukan tewas di lahan kosong di kawasan Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kasus ini membuka dugaan adanya praktik eksploitasi terhadap anak di bawah umur di tempat spa tempat korban bekerja.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, menegaskan bahwa pihaknya tengah mendalami kemungkinan adanya korban lain yang juga masih berusia di bawah umur. Ia menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan apakah tempat spa tersebut memang memperkerjakan anak-anak di bawah usia legal.
“Dari pihak kita tetap melakukan penyelidikan. Nanti hasilnya seperti apa, akan kita sampaikan,” ujar Murodih, Rabu (15/10/2025).
Menurutnya, tim penyidik masih memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui aktivitas di tempat spa tersebut. Polisi juga menelusuri latar belakang korban, termasuk hubungan sosialnya dengan teman, saudara, maupun tetangga, untuk mengungkap kemungkinan jaringan perekrutan pekerja di bawah umur.
“Kalau dari keterangan sementara, kami belum menemukan data bahwa korban memiliki rekan sekampung yang bekerja di tempat yang sama,” jelasnya.
BACA JUGA : “Jakarta Membara! BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem”
Hingga kini, polisi masih berupaya mengumpulkan bukti tambahan dan keterangan saksi guna memastikan apakah terdapat unsur perdagangan orang atau eksploitasi anak dalam kasus ini. Masyarakat diminta untuk melaporkan aktivitas serupa yang mencurigakan agar aparat dapat segera bertindak.
Kasus ini mendapat perhatian luas publik karena melibatkan anak di bawah umur yang bekerja di sektor spa, yang seharusnya memiliki pengawasan ketat terhadap usia dan keselamatan tenaga kerjanya.
Polisi Selidiki Perekrut di Balik Kasus Tewasnya Terapis 14 Tahun di Spa Pejaten
Polisi terus mendalami kasus kematian RTA (14), terapis remaja yang ditemukan tewas di lahan kosong Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fokus penyelidikan kini bergeser pada pihak perekrut atau penyalur tenaga kerja yang diduga menempatkan korban di spa tersebut.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, mengatakan penyidik akan memanggil pihak yang bertanggung jawab atas proses perekrutan korban. Polisi ingin mengetahui bagaimana alur perekrutan bisa melibatkan anak di bawah umur hingga akhirnya bekerja sebagai terapis.
“Untuk rekrutmennya akan kita panggil nanti. Prosesnya seperti apa, hasil klarifikasi itu nanti akan kita sampaikan,” jelas Murodih, Rabu (15/10/2025).
BACA JUGA : “Oknum ASN Injak Al-Qur’an, Videonya Bikin Geger Bengkulu!”
Ia menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap pihak perekrut menjadi langkah penting untuk memastikan apakah ada pelanggaran hukum terkait eksploitasi anak atau perdagangan orang.
Keluarga Laporkan Spa, Polisi Dalami Dugaan Eksploitasi Anak
Keluarga korban telah melaporkan pihak spa ke Polres Metro Jakarta Selatan atas dugaan eksploitasi anak. Laporan tersebut tercatat dengan nomor LP/B/3676/X/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA. Polisi kini menindaklanjuti laporan tersebut dengan memeriksa pemilik spa, manajer, serta pihak terkait lainnya.
Korban ditemukan pada Kamis, 2 Oktober 2025, di lahan kosong di kawasan Pejaten. Saat ditemukan, tubuh korban mengenakan baju abu-abu yang penuh debu, sementara di dekat jasadnya ditemukan selendang dan dompet berisi dua ponsel mewah.
Kasus ini memicu keprihatinan publik karena mengindikasikan lemahnya pengawasan terhadap praktik perekrutan tenaga kerja remaja di sektor spa. Polisi memastikan penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh hingga seluruh pihak yang bertanggung jawab terungkap.




Leave a Reply